ANAK-ANAK belum memiliki rentang perhatian yang panjang. Mereka hanya memikirkan hal-hal yang sangat dekat dengan mereka. Karena itu, untuk mengajari mereka menulis, guru hanya perlu mendorong mereka menceritakan pengalaman sehari-hari yang sederhana dan dekat dengan kehidupan mereka.
Dan
pengalaman yang paling dekat dengan mereka adalah bermain, sebab mereka memang
dalam tahap bermain. Di rumah mereka bermain, di luar rumah mereka bermain. Di
luar bermain, mungkin mereka ke warung, mendengar cerita, menonton televisi,
atau diajak pergi.
Murid kelas
satu hanya perlu menulis 2-3 kalimat sederhana untuk menceritakan pengalaman
mereka. Mungkin banyak juga dari mereka yang belum bisa menulis. Tapi mereka
semua suka mendengar cerita. Dengan mendengar banyak cerita, mereka menjadi
akrab dengan kalimat, dan tentu saja dengan cerita.
Selebihnya,
guru bisa memandu mereka dengan menanyakan beberapa hal.
Pertanyaan
5W1H (who, what, where, when, why, how), yang menjadi formula bagi wartawan
untuk mendapatkan informasi dan menulis, akan menjadi alat utama guru untuk membimbing
murid-murid menulis narasi pribadi.
- Who (Siapa)
“Siapa saja?”
- What (Apa)
“Apa kejadiannya?”
- Where (Di mana)
“Di mana?”
- When (Kapan)
“Kapan?”
- How (Bagaimana)
“Bagaimana perasaanmu?”
- Why (Mengapa)
“Mengapa kamu merasa ....?”
Dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, anak-anak dapat lebih mudah menyusun narasi
pribadi mereka dengan alur yang jelas dan terstruktur.
*
Di tepi
sungai.
- Who (Siapa)
“Siapa saja?”
Aku, Budi dan Siti.
- What (Apa)
“Apa kejadiannya?”
Kami bermain perahu dari daun.
- Where (Di mana)
“Di mana?”
Di tepi sungai.
- When (Kapan)
“Kapan?”
Sore hari setelah pulang sekolah.
- How (Bagaimana)
“Bagaimana perasaanmu?”
Aku merasa senang.
- Why (Mengapa)
“Mengapa kamu merasa senang?”
Karena kami bisa bermain bersama.
Jadi, inilah jawaban siswa tentang apa yang dia lakukan di tepi sungai.
Aku, Budi, dan Siti.
Kami bermain perahu dari daun.
Di tepi sungai.
Kemarin sore sepulang sekolah.
Aku merasa senang.
Karena kami bermain bersama.
Aku, Budi, dan Siti. Kami bermain perahu dari daun. Di tepi
sungai. Kemarin sore sepulang sekolah. Aku merasa senang. Karena kami bermain
bersama.
Sudah bagus
jika murid bisa menulis seperti itu. Namun, guru bisa menunjukkan bahwa susunan
di atas dapat diubah-ubah menjadi beberapa cara. Ini akan menjadi pelajaran
paling awal tentang editing atau penyuntingan naskah.
Susunan 1
Kemarin sore sepulang sekolah, aku, Budi, dan Siti bermain di
tepi sungai. Kami bermain perahu dari daun. Aku merasa senang karena kami
bermain bersama.
Susunan 2
Kemarin sore sepulang sekolah, aku bermain di tepi sungai
dengan Budi dan Siti. Kami bermain perahu dari daun. Aku merasa senang karena
kami bermain bersama.
Susunan 3
Kemarin sore sepulang sekolah, aku bermain dengan Budi dan
Siti di tepi sungai. Kami bermain perahu dari daun. Aku merasa senang karena
kami bermain bersama.
*
Dengan beberapa kali mengajak murid berlatih seperti ini, mereka pelan-pelan akan menjadi paham apa yang harus mereka lakukan untuk membuat cerita, yaitu mengajukan 6 pertanyaan.
Guru selalu
bisa memancing para siswa dengan lontaran pertanyaan untuk mengingatkan
pengalaman mereka di suatu tempat atau pada suatu waktu.
Tempat
· "Siapa pernah ke pasar?’
· “Siapa pernah ke sawah?”
· “Siapa pernah ke kebun?”
Waktu
· “Apa yang kalian lakukan kemarin?”
· “Kemarin kalian bermain apa?
· “Hari Minggu kemarin kalian ke mana?”
Tempat dan
waktu adalah bagian yang selalu ada dalam pengalaman kita.
*
Cara lain
yang bisa dilakukan oleh guru untuk membuat murid-murid menulis cerita adalah
dengan memberikan kalimat pembuka sambil menyertakan beberapa pertanyaan.
Dengan cara ini, guru memperlihatkan proses tiga tahap untuk menghasilkan
cerita.
Tahap 1.
Contoh kalimat pembuka dan pertanyaan untuk menggali cerita:
Aku
bermain...
1. “Siapa saja?”
2. “Apa kejadiannya?”
3. “Di mana?”
4. “Kapan?”
5. “Bagaimana perasaanmu?”
6. “Mengapa kamu merasa ....?”
Tahap 2. Proses penulisan:
Aku
bermain...
1. “Siapa saja?” Anto dan Doni.
2. “Apa?” Layang-layang.
3. “Di mana?” Lapangan.
4. “Kapan?” Kemarin sore.
5. “Bagaimana perasaanmu?” Senang.
6. “Mengapa kamu merasa senang?” Karena layang-layangku terbang tinggi.
Mungkin
anak-anak akan menjawab seperti itu. Untuk membuat mereka menjawab pertanyaan
dalam kalimat lengkap, guru bisa memberikan contoh di depan kelas bagaimana
cara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Aku
bermain...
1. “Siapa saja?” Aku bermain dengan Anto dan Doni.
2. “Apa?” Kami bermain layang-layang.
3. “Di mana?” Kami bermain di lapangan.
4. “Kapan?” Kami bermain kemarin sore.
5. “Bagaimana perasaanmu?” Aku merasa senang.
6. “Mengapa kamu merasa senang?” Aku merasa senang karena layang-layangku terbang tinggi.
Tahap 3. Cerita yang dihasilkan melalui proses tersebut:
· Kemarin sore aku bermain layang-layang dengan Anto dan Doni. Kami bermain di lapangan. Aku merasa senang karena layang-layangku terbang tinggi.
· Aku bermain di lapangan dengan Anto dan Doni. Kami bermain layang-layang kemarin sore. Aku merasa senang karena layang-layangku terbang tinggi.
· Aku bermain layang-layang di lapangan kemarin sore. Aku bermain bersama Anto dan Doni. Aku merasa senang karena layang-layangku terbang tinggi.
· Aku bermain layang-layang di lapangan kemarin sore bersama Anto dan Doni. Aku merasa senang karena layang-layangku terbang tinggi.
*
Mengaitkan
Penulisan Cerita dengan Pelajaran Lain
Berdasarkan
cerita yang mereka tulis, guru bisa meminta tiap-tiap anak menggambar cerita
itu. Ini bisa berguna jika nanti guru mendorong murid-murid membuat proyek
bersama untuk membuat buku kumpulan cerita sederhana. Buku itu akan berisi
cerita-cerita yang ditulis oleh semua murid, dengan ilustrasi gambar yang
mereka buat sendiri. Jadi, secara alami, pelajaran menulis ini akan terkait
dengan pelajaran menggambar.
*
Teknik di atas adalah sebagian dari materi pelajaran menulis untuk anak kelas satu SD. Materi lengkapnya, yang mencakup teknik-teknik mengajarkan penulisan kepada anak-anak kelas 1-6, bisa anda baca di ebook "Pelajaran Menulis untuk Siswa SD". Anggap saja tulisan ini preview. Saya akan bahagia sekali jika anda tertarik pada ebook tersebut. Saya menulis ebook itu untuk membantu anak-anak mengungkapkan diri dan menyampaikan pemikiran secara lebih baik--agar mereka tumbuh sehat secara emosional. Sila klik di sini.
Salam,
A.S. Laksana