Jurnal A.S. Laksana


Menulis Secepatnya, Mengedit Sesudahnya


KETIKA anda menulis, anda hanya perlu menulis. Urusan anda hanya menghasilkan kata sebanyak mungkin dalam waktu secepat mungkin, tanpa merisaukan apakah kalimat anda beres atau tidak, pemilihan kata-katanya kuat atau tidak, presisi atau tidak, ada kesalahan ejaan atau tidak. Anda menulis sebebas-bebasnya.

Anda hanya menuangkan gagasan dan mengalirkan imajinasi dan membiarkan jari-jari anda bekerja cepat untuk mengubah ide dan imajinasi menjadi tulisan. Urusan anda hanya menghasilkan tulisan yang selesai. Itu yang terpenting dari proses menulis.

Menulis cerita pendek juga begitu. Anda bekerja secepat-cepatnya untuk menghasilkan cerita pendek yang selesai. Itu urusan anda dalam tahap pertama penulisan, sebelum anda melangkah ke tahap berikutnya, yaitu editing, atau self-editing.

Menulis dan mengedit tidak bisa dikerjakan bersama-sama. Anda akan kewalahan jika menulis sambil mengedit. Jika pikiran kritis atau “penyunting” muncul dalam proses ini, ia akan selalu mengkritik. “Kalimat ini salah! Ganti sekarang!” atau “Ini tidak bagus, hapus saja!” Berulang-ulang seperti itu dan anda akhirnya berhenti menulis.

Untuk memahami lebih lanjut, mari kita lihat mengapa proses menulis dan mengedit harus dipisahkan.

Menulis—Kebebasan Berkreasi

Anda duduk di hadapan layar komputer atau di depan lembaran kertas kosong. Ide-ide berloncatan ke sana kemari di kepala anda—adegan dramatis, karakter unik, dialog sengit. Anda ingin menangkap semuanya sebelum mereka menguap begitu saja. Untuk itu, anda melakukan freewriting. Anda menulis bebas. Anda memberi kesempatan seluas-luasnya pada imajinasi untuk berkembang tanpa hambatan.

Menulis bukan urusan kesempurnaan; menulis adalah urusan bagaimana anda menyelesaikan tulisan anda. Kalimat-kalimat anda di tahap ini boleh berantakan, mengulang-ulang, atau tata bahasanya tidak rapi. Tidak ada masalah. Ini hanya "draft kasar", menyimpan potensi besar, dan anda bisa memolesnya pada kesempatan yang berbeda setelah anda menyelesaikan draft.

Ketika anda menulis sambil menyunting, anda menghentikan aliran ide. Anda akan terus kembali pada kalimat pertama, berusaha memperbaiki setiap kesalahan kecil, dan pada akhirnya:

  • Menulis menjadi lambat dan macet.
  • Anda kehilangan momentum dan gairah yang membuat anda terus menulis.
  • Anda tidak menyelesaikan tulisan karena terjebak pada satu bagian kecil yang mungkin bahkan tidak penting.

Jadi, biarkan ide-ide anda tertuang di halaman-halaman kertas atau komputer. Jangan menyabot diri sendiri di tahap ini.

Mengedit—Seni Mempertajam Cerita

Pada tahap ini, silakan anda mengkritik draft itu dan membereskan apa pun yang masih berantakan. Self-editing adalah proses membaca ulang tulisan dengan mata objektif—mencari bagian yang lemah, memperbaiki struktur cerita, mengasah dialog, dan menyempurnakan kalimat.

Jika menulis kata kuncinya adalah kebebasan, menyunting adalah ketelitian. Anda akan bertanya:

  • Apakah alur cerita berjalan logis?
  • Apakah karakter bertindak sesuai motivasi?
  • Apakah kalimat-kalimatnya kedodoran?
  • Apakah dialognya mengerikan?
  • Apa yang perlu dibuang dan apa yang harus ditambahkan?

Self-editing memerlukan kecakapan analisis dan pola pikir yang berbeda dari proses menulis. Di tahap ini, memoles tulisan buruk yang telah anda selesaikan menjadi karya yang memikat. Tapi, tahap ini baru bisa anda lakukan jika anda punya draft kasar yang telah selesai.

Silakan di tahap ini anda sibuk memikirkan detail-detail kecil. Jika anda melakukannya pada saat menulis, cerita anda tidak akan pernah selesai.

Sekali lagi, Pisahkan Kedua Proses Ini

Memisahkan proses menulis dan mengedit berguna bagi Anda karena beberapa alasan di bawah ini:

1. Menghindari Perfeksionisme Dini

Banyak penulis terjebak dalam kebiasaan memperbaiki setiap kalimat saat menulis. Akibatnya, mereka berhenti di tengah jalan karena merasa tulisannya “tidak cukup bagus.” Perfeksionisme ini merusak produktivitas dan kepercayaan diri.

Dengan memisahkan menulis dari self-editing, Anda memberi izin pada diri sendiri untuk menulis dengan bebas tanpa rasa takut membuat kesalahan. Ingat, naskah pertama tidak perlu sempurna—tugasnya hanya selesai.

2. Memanfaatkan energi kreatif secara optimal

Menulis membutuhkan energi kreatif dari sisi otak yang berfokus pada ide, imajinasi, dan emosi. Menyunting membutuhkan pemikiran logis dan kritis.

Jika anda memaksa kedua proses ini berjalan bersamaan, energi kreatif anda akan terkuras lebih cepat. Anda kelelahan sebelum cerita selesai.

3. Melihat dari perspektif baru melalui editing

Setelah menyelesaikan draft pertama, beri jarak waktu sebelum memulai self-editing. Jeda ini membantu anda melihat cerita dengan mata segar dan lebih objektif. Anda bisa mengevaluasi bagian mana yang kuat, bagian mana yang lemah, dan bagaimana cerita bisa diperbaiki.

Tanpa memberi jarak waktu, anda mungkin sulit melihat kesalahan karena terlalu dekat dengan tulisan itu.

4. Menyelesaikan draft lebih cepat

Dengan fokus hanya pada menulis di tahap awal, anda akan lebih cepat menyelesaikan cerita. Naskah kasar yang selesai lebih baik daripada naskah sempurna yang tidak pernah selesai. Setelah cerita selesai, barulah anda beralih ke self-editing untuk membuatnya lebih baik.

 *

Dengan memisahkan kedua proses itu, anda akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dalam bekerja, dan leluasa dalam menjaga kebebasan kreatif. Menulis membutuhkan keberanian untuk menuangkan ide tanpa rasa takut, sementara self-editing membutuhkan ketelitian untuk menyempurnakan ide tersebut.

Jadi, biarkan diri anda menulis secara bebas terlebih dahulu—sebebas-bebasnya. Setelah tulisan itu selesai, sila anda menyuntingnya dengan kecermatan seorang maestro yang peduli pada tiap-tiap detail untuk mendapatkan hasil akhir yang memukau.

Salam,
A.S. Laksana

---



MENGAPA ANDA MEMERLUKANNYA?

Sebab anda ingin menulis cerita dan ebook ini memberi anda langkah simpel yang tidak anda duga.

Anda mungkin bisa menemukan cerita dalam satu jam dan menuliskan cerpen utuh dalam satu atau dua jam berikutnya.

Tentu anda harus mengeditnya, sebab tidak ada draft pertama yang sempurna.