ARTIFICIAL Intelligence (AI) semacam ChatGPT semakin canggih dalam menghasilkan tulisan dan akan terus menyempurnakan diri. Ia semakin bagus dalam menulis—setidaknya lebih bagus ketimbang rata-rata orang Indonesia yang memang tidak mendapatkan pelajaran menulis di sekolah—dan ia hanya perlu waktu sekejap untuk menghasilkan tulisan bagus.
Dua alasan itu, kemampuan menulis bagus dan kecepatannya
menghasilkan tulisan, membuatnya tidak mungkin dibendung. Tidak ada yang bisa
melarang orang menggunakannya, sebab ia memang sangat membantu untuk banyak urusan,
apalagi bagi mereka yang bahkan menulis satu paragraf saja kesulitan.
Tetapi, masalah terbesarnya, AI bekerja berdasarkan
algoritma. Dan algoritma dirancang untuk mengenali pola-pola tertentu dari data
yang telah ada, termasuk gaya penulisan, teknik deskripsi, penggunaan detail, alur
cerita, dan penggambaran karakter—termasuk “ideologi” tertentu yang diajarkan
kepadanya.
Jadi, meskipun AI mampu menghasilkan tulisan dengan struktur
yang rapi, ada sisi lemah yang sulit dihindari: tulisan yang dihasilkannya akan
cenderung klise, karena AI bekerja berdasarkan pola-pola ekspresi—pilihan kata,
frase, detail, dan struktur kalimat—yang paling sering digunakan orang.
*
Klise, produk utama algoritma
Klise dalam penulisan adalah segala bentuk ekspresi dan konten
yang terlalu sering digunakan sehingga menjemukan dan tidak punya kekuatan lagi
untuk memikat pembaca. Karena itu, kita akan sering mendengar saran “Hindari
klise” ketika kita belajar menulis.
Demi menghindari klise, manusia akan mengupayakan keunikan—dalam
berbagai cara yang mereka pikir akan membuat tulisan mereka berbeda. Upaya ini
bisa berhasil bisa gagal, tetapi mereka berupaya ke arah sana.
Sebaliknya, AI justru bekerja untuk menghasilkan bentuk
ekspresi dan konten yang paling sering digunakan orang, sebab apa yang paling
banyak digunakan itulah yang dianggap paling berhasil. Jika AI dilatih dengan
ribuan cerita romansa, ia akan mengenali bahwa “cinta pada pandangan pertama”
adalah tema yang sering muncul. Karena tujuannya menciptakan tulisan yang
“terbukti berhasil,” AI akan cenderung menggunakan klise ini daripada menghasilkan
temuan baru.
Jika AI diminta menulis dongeng atau cerita fantasi, ia kemungkinan
besar akan menggunakan:
- Seorang
pahlawan terpilih dengan latar belakang sederhana.
- Perjalanan
untuk menemukan artefak ajaib.
- Pertarungan
klimaks melawan musuh jahat.
- Masalah
apa pun hanya bisa diatasi oleh seseorang yang memiliki hati bersih.
- Setting
yang ia tawarkan kebanyakan hutan.
Tidak ada yang salah dengan elemen-elemen ini, tetapi jika anda
bekerja dengan AI dan tidak mampu mengenali klise, anda hanya akan menghasilkan
tulisan mesin, yang anda bubuhi nama anda sebagai penulisnya. Orang-orang lain
akan melakukan cara serupa. Dan pembaca akan segera jemu mendapatkan cerita itu-itu
juga dan pola ekspresi yang seragam.
*
Anda perlu menguasai craftsmanship penulisan
Sekiranya anda tetap bertekad menggunakan AI sebagai alat
bantu penulisan, anda sangat perlu menguasai aspek-aspek craftsmanship
penulisan. Dengan menguasai craftsmanship penulisan, anda tahu cara menghindari
klise; anda bisa menciptakan cerita yang lebih segar dan tak terduga.
Anda tidak bisa berbuat apa-apa terhadap tulisan yang
dihasilkan oleh mesin jika anda tidak menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk
menulis cerita yang mampu memikat pembaca. Beberapa keterampilan dasar yang anda
perlukan dalam penulisan cerita antara lain:
Menulis kalimat
Kalimat adalah alat utama penulisan. Anda menyampaikan gagasan, menuturkan cerita, menggambarkan karakter dan tindakan-tindakannya, atau, pendek kata, anda membangun dunia dengan menggunakan kalimat. Dalam cara menyusun kalimat, para penulis hebat membedakan diri dari para penulis medioker. Bagaimana anda memastikan bahwa kalimat-kalimat anda jernih dan mampu memikat pembaca? Bagaimana anda menggugah emosi pembaca melalui kalimat-kalimat Anda?
Menggunakan bahasa figuratif
Para penulis hebat sering menggunakan bahasa figuratif untuk memperkuat elemen-elemen tertentu dalam narasi. Apakah anda menggunakan bahasa figuratif untuk memperkuat efek tertentu atau sekadar ingin menulis kalimat berbunga-bunga? Apakah kiasan yang anda gunakan terasa wajar atau memaksakan diri untuk menjadi unik? Bagaimana bahasa figuratif dapat memperkuat tema cerita anda? Bagaimana anda tahu bahwa bahasa figuratif yang anda gunakan akan memperkuat elemen tertentu dalam cerita atau justru membosankan?
Menulis adegan
Setiap adegan anda harus memiliki fungsi penting di dalam cerita. Jika tidak, ia tidak perlu ada. Apa saja adegan yang harus ada dalam cerita anda? Apakah adegan-adegan di dalam cerita anda memiliki tujuan yang jelas dalam narasi keseluruhan? Bagaimana menciptakan adegan-adegan yang membuat pembaca bisa merasa terlibat? Apakah adegan anda datar-datar saja?
Menulis dialog
Melalui dialog, karakter anda menyampaikan dirinya sendiri, melalui suaranya sendiri. Apakah dialog anda terdengar wajar? Bagaimana dialog anda mengungkapkan kepribadian karakter? Apa yang membuat dialog anda buruk dan bagaimana memperbaikinya jika dialog anda buruk? Bagaimana anda tahu bahwa dialog karakter anda bagus atau buruk?
Membangun plot dan subplot
Apakah plot utama anda cukup menarik untuk membuat pembaca terus ingin tahu? Apa yang harus anda lakukan ketika cerita anda terlalu simpel dan mudah ditebak? Apakah konflik di dalam plot anda cukup relevan dengan perjalanan karakter? Apakah cerita anda melantur dan membosankan? Bagaimana subplot anda memperkuat atau memberikan perspektif baru pada plot utama?
Mengembangkan karakter
Karakter anda harus istimewa, entah ia protagonis atau antagonis, entah ia baik atau jahat. Apakah karakter anda memiliki latar belakang, kepribadian, dan tujuan yang jelas di dalam cerita? Bagaimana anda membuat pembaca peduli pada karakter anda, baik mencintai atau membenci mereka? Bagaimana anda memperlihatkan perkembangan karakter? Apa sisi lemah dan konflik internal yang membuat karakter anda menarik?
Transformasi karakter
Cerita adalah perjalanan transformasional karakter. Apakah karakter anda mengalami perubahan penting selama cerita berlangsung? Bagaimana perjalanan emosional karakter mencerminkan tema utama cerita? Apakah tantangan yang dihadapi oleh karakter cukup kuat untuk memicu transformasi? Apakah transformasi karakter memberikan dampak emosional yang meninggalkan kesan kepada pembaca?
Menulis deskripsi
Deskripsi yang baik membuat pembaca tercerap ke dalam cerita, deskripsi yang buruk membuat cerita terasa lamban dan bertele-tele. Bagaimana anda memastikan bahwa deskripsi anda menarik atau membosankan? Bagaimana memilih detail yang relevan untuk membangun suasana, memperkenalkan karakter, dan memperkuat emosi cerita? Bagaimana Anda memastikan deskripsi Anda tidak mengganggu alur cerita? Apakah pembaca bisa "melihat" dunia cerita anda dengan jelas melalui deskripsi yang anda tulis?
Membangun ketegangan
Ketegangan adalah elemen cerita yang membuat pembaca ingin terus membaca. Bagaimana anda menciptakan rasa penasaran yang membuat pembaca ingin tahu kelanjutan cerita? Apakah ketegangan dalam cerita anda meningkat secara bertahap menuju klimaks? Bagaimana anda membangun ketegangan dalam setiap adegan?
Menciptakan konflik
Semakin besar konfliknya, semakin menarik cerita anda. Apakah konflik utama cerita anda cukup menarik untuk menggerakkan alur? Bagaimana konflik internal karakter memengaruhi tindakan mereka? Bagaimana konflik anda menciptakan ketegangan yang relevan dengan tema cerita? Apakah konflik anda berkembang dan memuncak dalam cara yang masuk akal?
Menulis pembuka yang kuat
Anda memikat perhatian pembaca melalui pembuka cerita. Apakah paragraf pertama anda cukup kuat untuk menarik perhatian pembaca? Apakah pembuka anda menciptakan rasa penasaran yang membuat pembaca ingin tahu lebih banyak? Bagaimana anda memastikan nada pembuka sesuai dengan keseluruhan cerita? Apakah pembuka anda memberikan gambaran awal yang jelas tentang dunia cerita?
Menulis penutup yang berkesan
Penutup adalah hadiah terakhir untuk pembaca anda. Apakah penutup anda sudah memberikan resolusi yang memuaskan bagi konflik utama? Bagaimana penutup anda mencerminkan tema cerita? Apakah pembaca merasa terhubung secara emosional dengan perjalanan karakter setelah membaca bagian penutup cerita? Apakah twist atau elemen kejutan di ujung cerita terasa mengada-ada atau punya landasan? Apakah penutup anda cukup mengesankan?
Melakukan self-editing
Lebih dari sekadar mengoreksi kesalahan penulisan, self-editing adalah kesempatan untuk memperbaiki narasi dan memastikan setiap elemen cerita bekerja sempurna. Versi terbaik dari cerita anda adalah versi editing, sebab draft pertama selalu sampah.
*
Dengan menguasai craftsmanship penulisan, anda tahu apa yang
harus anda lakukan untuk membuat pembaca terpesona dan ingin terus membaca
tulisan anda sampai tamat.
Ketika anda menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu
penulisan, anda tahu bagaimana alat itu bisa membantu anda menulis cerita yang
lebih baik: Anda menghasilkan tulisan anda sendiri, dan bukan tulisan mesin
yang kemudian anda bubuhi nama anda sebagai penulisnya.
*
Artificial Intelligence, entah anda menyukainya atau membencinya,
adalah temuan yang luar biasa. Ia bisa membantu menyusun ide, menyarankan
kata-kata, atau bahkan menulis draft awal dengan cepat. Penulis dapat
memanfaatkan AI untuk mempercepat proses kerja, seperti menyusun kerangka
cerita atau mencari inspirasi. Namun, ia mengandung bahaya juga: Ia bisa
membuat anda tergantung kepadanya.
Jadi, saya menyarankan anda belajar menulis, dengan cara apa pun, kuasai craftsmanshipnya, dan itu cara yang lebih bijak untuk menghasilkan tulisan bagus, atau untuk memanfaatkan AI sebagai alat bantu penulisan.
Selamat belajar. Semoga tulisan anda semakin bagus dan mengesankan.
Salam,
A.S. Laksana
---
Numpang beriklan, ya. Siapa tahu anda ingin memperdalam kecakapan menulis, beberapa ebook panduan ini, saya yakin, akan membantu anda--tentang Menulis Cerpen, Menciptakan Karakter, dan Mengajarkan penulisan kepada anak-anak. Ebook menulis cerpen berisi semua materi yang saya ajarkan di kelas "Penulisan Cerpen". Begitu juga ebook "Menciptakan Karakter". Keduanya memberikan pengetahuan yang mudah dipahami dan latihan sesuai topik yang dibicarakan. Jadi, itu serupa dengan kelas mandiri. Adapun ebook "Pelajaran Menulis untuk Siswa SD" saya tulis karena rasa cinta kepada anak-anak. Mereka perlu belajar menulis agar tumbuh lebih sehat. Sila klik di sini. |