Jurnal A.S. Laksana


Mengapa Tulisan Anda tidak Berkembang

ADA sejumlah alasan mengapa tulisan anda tidak kunjung membaik. Beberapa penyebabnya antara lain:

1. Anda kurang membaca.

Anda gagal menulis bagus karena kurang membaca. Membaca adalah cara yang tak tergantikan bagi siapa pun yang ingin menulis bagus. Membaca membantu anda mengembangkan kosakata, membantu anda meningkatkan keterampilan tata bahasa, dan memberikan banyak contoh bagaimana para penulis bagus mendayagunakan kemahiran berbahasa untuk melahirkan ekspresi-ekspresi artistik.

Tetapi membaca saja tidak cukup. Anda perlu membaca aktif dan kritis. Itu berarti mencari hal-hal yang dilakukan secara baik oleh penulis lain, bertanya kepada diri sendiri mengapa ia berhasil, dan menerapkan hasil pembelajaran itu untuk tulisan anda sendiri. Dengan kata lain, membaca membantu anda mempelajari bagaimana para penulis bagus melakukan apa yang mereka lakukan—dan itu akan mengilhami anda untuk menemukan cara anda sendiri.

Jika anda kurang membaca, anda rentan terjangkit delusi: Anda akan menganggap apa saja yang muncul di benak anda sebagai ide cemerlang.

2. Anda tidak tahu kenapa sebuah tulisan menjadi bagus dan kenapa menjadi buruk.

Jika anda kurang paham baik dan buruk, bagaimana anda bisa menilai tulisan anda sendiri? Jalan menjadi mahir, dalam berbagai bidang, adalah mengkopi kemahiran para pendahulu, orang-orang yang mengerjakan urusan dalam cara sebaik-baiknya, dan menjadikan semua itu milik anda sendiri—bagian dari suara kepenulisan anda. Bagaimana anda tahu apa yang bisa ditiru dan apa yang tidak boleh ditiru? Bagaimana anda akan belajar dari kesalahan dan keberhasilan penulis lain?

3. Anda tidak sungguh-sungguh melatih diri.

Anda tidak melatih otot-otot imajinasi anda. Jika anda ingin menulis bagus, anda perlu melatih otot-otot itu secara teratur. Karena itu anda perlu menulis setiap hari, menjadikannya sebuah rutin, tetapi anda tidak bisa hanya menulis begitu-begitu saja setiap hari. Ingat poin #2. Anda harus memahami kualitas tulisan. Ini berarti lebih dari sekadar menuliskan ide ketika muncul di kepala anda. Anda perlu memperbaiki pengetahuan terus-menerus, selain menulis setiap hari. Anda perlu mencoba teknik-teknik baru, hal-hal baru, dengan kata-kata anda, dengan kalimat anda, dengan cara penceritaan anda. Bermain-mainlah dengan gaya sampai anda menemukan bentuk yang elegan milik anda sendiri.

4. Anda tidak sabar.

Menulis membutuhkan waktu. Jika tujuan anda adalah menjadi penulis bagus secepat mungkin, percayalah bahwa tidak ada jalan untuk menipu kenyataan bahwa hal itu akan memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelum anda melihat peningkatan besar dalam kemampuan menulis anda. Itu pun jika anda tahu bagaimana cara belajar.

5. Tulisan anda membosankan

Efek langsung dari tidak tahu baik dan buruk adalah tulisan anda membosankan. Anda mungkin menulis setiap hari, tetapi tulisan anda hanya berupa jajaran kalimat. Anda asyik sendiri, melantur tidak karu-karuan, merasa bahwa semua yang anda pikirkan penting bagi pembaca. Jika anda seperti itu, nasihat Don Vito Corleone penting anda ingat: “Santino, tidak semua isi pikiranmu perlu diketahui orang lain.”

Cerita yang membosankan adalah petunjuk bahwa penulisnya tidak betul-betul memahami cara kerja fiksi. Mungkin anda hanya menyampaikan informasi-informasi tentang kejadian. Itu bukan cerita; itu laporan jurnalistik. Cerita adalah tentang karakter, kondisi mereka, dan perjuangan mereka, bukan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.

Dari sisi pendayagunaan bahasa, penulisan fiksi jauh lebih rumit ketimbang nonfiksi. Ada banyak aspek yang masing-masing perlu anda kuasai sebaik mungkin untuk menulis fiksi yang baik. Dalam nonfiksi, yang diperlukan adalah kejernihan dan penyajian yang elegan, dan, tentunya, anda punya sesuatu yang berharga untuk disampaikan. Di Indonesia, doktor yang kualitas tulisannya seimbang antara fiksi dan karya-karya akademisnya adalah Pak Kuntowijoyo.[]